Matanya yang terpejam makin mengernyit mengundang garis lekukan. Tubuhnya bergerak-gerak gelisah, masih tak menyadari dua dunia yang menariknya, sampai-sampai berteriak histeris. "Bangsat! Pergi dari hadapan gue, brengsek!"
Sampai keluar keringat dingin. Air matanya bahkan sampai menumpuk di pelupuk mata. Terlalu jengkel, marah, benci, perasaan cinta yang masih tersisa. Begitu frustasi dengan suara memelasnya yang kali ini terdengar mengiba. "No, gue pengen bahagia. Pergi dari gue… Pergi dari hati gue, No… Hiksss…"
Sampai perasaan yang tiba-tiba saja begitu teramat sakit, perihnya seperti hati yang di sayat-sayat. Arka yang hampir kehabisan napas, merasakan napasnya yang kian sesak. Mencari sesuatu, mencengkram kain selimut makin erat, yang baru setelah itu kesadaran mengambil alih. Seperti jiwanya yang di tarik terlalu keras sampai membuatnya tersentak dari baringan. Terlalu mendadak, tubuhnya yang tak siap sampai merasakan kepalanya berdenyut menyakitkan.