Lihatlah, bahkan senyum seringai yang begitu berpuas diri masih sempat-sempatnya terulas di bibir Nino.
Jelas terlihat jika di tujukan untuknya. Siswa-siswa berseliweran membubarkan diri diri saat mendapat perintah tak pelak mengganggu fokus keduanya untuk beradu.
Sampai rangkulan erat yang langsung mendorong tubuhnya untuk melangkah memisahkan. Arka beranjak dari dari tempat bersama ketiga kawannya yang memutuskan kebencian bertubi yang terus di arahkan padanya.
Hanya ingin diam. Sungguh, Arka tak ingin mengacaukan hari-harinya yang sedikit lebih membaik dengan orang-orang tak penting yang hanya bisa memberinya luka dan kekecewaan bertubi. Masalah hati yang tertinggal dengan bekas perasaan, rasanya akan terselesaikan oleh waktu.
Sebelum melangkah memasuki kelas, terlebih dua Zaki dan Yuda menahannya dengan pertanyaan beruntun.
"Lo kemana sih pas jam pulang? Kok nggak barengan sama kita-kita dua hari ini?"
"Atau jangan-jangan lo cabut duluan, lagi?"