Rupanya tak semudah seperti sejak awal. Ruang perpustakaan yang di galakkan sebagai progam cerdas dari osis, rupanya cukup berhasil menarik kesadaran para siswa.
Meja baca bahkan hampir penuh di tempati, belum lagi saat ia memasuki lorong-lorong untuk menemukan Nino, masih saja ada siswa yang berpapasan dengannya. Sampai ia pun berpikir, apakah Nino akan tetap menemuinya di tengah keramaian seperti ini?
Sampai Nino yang muncul dari arah lorong samping. Tanpa menatapnya, melewatinya begitu saja seolah tak ingin ada orang lain yang tau. Terlebih dengan pesan yang jelas di bisikkan pada telinganya.
"Nggak di sini, kita bicara di taman belakang aja."
Anjr! Pria itu sudah membuat permintaan, dan malah masih merepotkan kakinya juga?
Untung saja Arka masih punya pasokan luas atas kesabarannya. Bahkan masih sempatnya membatin kesempurnaan Nino yang tengah bersendekap. Sial, kapan Arka bisa merasakan dekapan hangat dari lengan berotot milik pria itu?