Tak mengerti bagaimana ia bisa kembali berbaring di atas ranjang. Namun yang pasti di ingatnya, sewaktu Nino dengan raut wajah yang begitu kaku meninggalkannya begitu saja di dalam bak mandi. Tanpa mempedulikan rintihan tersiksanya, dan akhirnya gelap yang menutupi pandangannya saat itu juga.
"Apa yang lo pikirin?"
Bahkan Arka baru menyadari jika sebuah lengan kali ini memeluknya dengan sangat erat dari belakang.
Memutar posisinya, berbaring lurus dengan menatap Ruben yang menumpu kepala dengan satu lengan. Senyuman yang begitu cerah dengan alis kiri berjungkat-jungkit. Nampak terlalu berlebihan di balik wajahnya yang lebam.
Sampai Arka menyadari manik mata Ruben yang sampai menyusuri tubuhnya. Tak pelak membuat remaja mungil penuh dengan luka di sekujurnya itu terkekeh, kepalanya menggeleng seolah tak habis pikir dengan Ruben yang begitu merasa kesenangan hanya karena melihat tubuh telanjangnya saat bantu menggantikan pakaian.
"Udah pagi?"