Terbatuk, dan Arka yang menepuk-nepuk punggungnya dengan begitu keras malah sedikit pun tak merasa bersalah. "Mangkanya, kalo minum tuh ati-ati. Jadi basah kuyup kek gini, kan?"
Arka dengan senyum lebarnya, pun perhatian dengan mengusap sudut bibir milik Fahmi yang basah. Sedikit kasar dengan meraup bibir pria berkeringat dingin itu sambil menggeram gemas.
Sampai Fahmi yang berinisiatif untuk mengakui kesalahan fatalnya. "Sebenarnya, gue nggak bermaksud buat manfaatin keadaan perseteruan lo sama kak Mel buat kepentingan pribadi, Ar. Maaf, gue nggak berpikiran panjang sampek tega berkhinat ke lo."
"Iya, paham..."
Arka yang nampak tak berminat membuat Fahmi meremat lengan milik Arka. Dengan pandangan memelas mencari perlindungan. "T-api, lo tau pembalasan yang gue lakuin buat nebus kesalahan gue ke lo kan, Ar? Lo harus tau, kalo gue yang masok telur-telur busuk itu buat di lempar ke nenek lampir itu."
"Lo tau, walau sejahat-jahatnya Mel, dia masih kakak gue?"