"Eunggh!"
Sementara malam menyambut tak ada bedanya. Penyatuan tubuh dengan peran yang berbeda meski serupa kegilaan dengan sepasang remaja yang begitu haus bercinta.
Oksigen yang nyaris terkikis habis saat tanpa jarak yang mempersempit celah. Ruangan mewah dengan di lengkapi pendingin pun malah terasa makin pengap saat feromon sensual yang membumbung makin melenyapkan akal.
Bang Sat yang di kungkung dengan kecupan di sekujur tubuh sama sekali tak membuat pergerakan berlebih. Raut wajahnya yang makin berkerut, mata yang terpejam erat dengan bibir yang di kulum meski sesekali menceloskan desahan tak tertahankan.
Ardan yang mengusap bekas keringat di wajah bang Sat, pandangannya yang terus berkedip masih terus memastikan jika tubuh yang di dekapnya ini benar-benar nyata.
"Kenapa tiba-tiba saja berubah? Apa kamu berniat meralat ucapan mu tempo hari?"
Bang Sat yang lamat-lamat membuka pandangannya yang sedikit kabur. Menyusupi makna tatapan Ardan yang makin memanaskan tubuhnya.