"Kamu tak mau mengantarkan ku selamat sampai rumah?"
Bang Sat menyipitkan mata, menatap pria di hadapannya yang mendadak begitu banyak menggombal.
"Sebaiknya anda lekas pergi."
"Tak ingin menatap ku lebih lama?"
"Tidak."
"Bagaimana kalo kamu nanti rindu?"
"Itu tak akan terjadi."
Yang membuat bang Sat sontak mengerjap, lagi-lagi telat untuk mengantisipasi. Lengan kuat Ardan menarik pinggangnya.
Cup
Ardan mencuri ciuman di permukaan bibirnya. Hal yang paling menggelikan saat jemari pria itu mengusap pipinya begitu lembut.
"Apa kamu percaya jika aku mulai tertarik pada mu?"
"Apa anda mulai serakah dengan usaha menarik banyak kepastian dalam satu waktu?"
Ardan terdorong sampai kakinya mundur beberapa langkah. Bang Sat yang lekas berbalik arah, seolah tak ingin lebih lama berurusan dengannya. Di hantarkan oleh ulasan senyum yang tiba-tiba lenyap menjadi satu garis tipis, dengan sorot mata tajam.