"Apa yang anda lakukan?"
"Setidaknya, bantulah aku untuk mengobati luka ini, Gal. Harusnya kamu tau, ini rasanya begitu menyakitkan."
Ardan yang sedetik lalu menampilkan wajah dengan cebikan memelas, tiba-tiba saja kembali bergas.
"Hei, kemana tujuan mu!"
Duar
Ardan yang tak sedikit pun menggubris protesan bang Sat, malah makin lancang memasuki ruangan milik pria itu. Menendang pintu untuk menutupnya rapat. Mengunci privasi mereka.
"Perasaan yang aneh, padahal aku hanya sekali memasuki ruangan mu. Tapi hari ini pengulangannya, kenapa aku merasa terlalu bahagia sampai-sampai dada ku terasa begitu hangat. Seperti seseorang yang pernah memiliki dan begitu merindu karena waktu yang terlalu lama mengusir ku."
"Tak usah banyak bicara, atau anda hanya akan menghabiskan waktu saya saja."
"Frontal sekali."
"Duduklah, saya akan usahakan mengobati anda secepat mungkin."