"Apa pun alasan mu, tapi bantuan ku berharga mahal. Aku setuju untuk mengecualikan malam ini. Tapi kamu juga harus tau konsekuensinya."
Bang Sat yang menolehkan kepala, secepat itu Ardan menyambutnya dengan ciuman brutal. Mulut yang terbuka lebar, berbagi liur sampai tersedak.
Napas tersengal yang beradu. Memperkirakan langkah pasti untuk mencapai ranjang.
Bringas, saling melecuti pakaian lawan dan melayangkannya hingga jatuh berserakan di lantai. Beradu posisi untuk menjadi sosok pengendali.
"Hei, jangan bilang kalo kamu tergiur pada bagian ku?"
"Bagaimana jika kita bertaruh?"
Ardan sampai nyaris terpelanting jatuh ke lantai, bang Sat menggulatnya dengan begitu tangkas mengungkungnya.
Namun setelah itu malah membuat Ardan nyaris terpingkal. Usaha bang Sat untuk menjejakkan sentuhan pada tubuhnya terasa begitu amatir.
"Dan kamu hanya akan membuang-buang waktu dengan cara berpikir mu di setiap jengkal, Gal."
"Emphh!"