Mengelap meja, celingukan untuk menarik perhatian Nino sampai terang-terangan berdehem untuk mengintrupsi. Hanya saja membuatnya menggeram kesal saat pria itu tak kunjung memperhatikannya.
Mencolek lengan pria itu, buka mulut tanpa suara. "Siapa?"
"Melisa."
Nino yang setelahnya menyudahi panggilan. Masih tak terlalu peka untuk mengartikan kebungkaman Arka.
"Aku pergi dulu, nanti ke sini lagi."
"Ngapain izin? Kalo mau pergi, pergi aja."
"Kok sewot? Aku cuman mau kerja kelompok aja kok, Ar."
"Nggak butuh juga penjelasan dari lo."
Arka pergi dengan menghentakkan kakinya kasar, menyisakan Nino yang menggaruk belakang rambutnya merasa bingung. Kenapa mendadak Arka marah?
Yang makin membuat Arka kesal setengah mati saat setelahnya Nino beranjak pergi!
"Bangsat! Bilang aja mau reunian sama mantan!" Batin Arka bersungut. Di satu sisi merasa lega saat kemaren malam dalam situasi mendesak sekali pun ia tak terjebak dalam ikatan hubungan bersama dengan pria itu.
Ya, untung saja.