Ardan yang menjeda ucapannya dengan napas memburu membuat Arka menoleh. Manik mata yang begitu sendu, perlahan menarik Arka khidmat dalam suara yang beransur makin pelan namun penuh penekanan. "Apa aku harus kayak dulu? Luapin perasaan ku dengan menyentuh mu lebih jauh?"
Yang malah membuat Arka makin membelalakkan mata saat menyadari ancang-ancang penyerangan bang Sat dari belakang.
"Bang Sat!"
Bughh
Hanya saja sudah terlanjur terjadi. Arka hanya bisa membiarkan cekalan tangan Ardan yang perlahan melepaskannya. Pria itu jatuh pingsanĀ karena sikutan keras bang Sat di titik belakang kesadarannya.
Sontak membuat Arka meringis protes. Tatapannya menatap nyalang pada bang Sat. "Sialan! Apa yang udah lo lakuin, bang?"
"Sudah menjadi tugas saya untuk melumpuhkan siapa pun yang membuat anda tak nyaman."