"Woy! Udah kelamaan nih!"
Arka menyentak lengannya saat tangan orang lain mencoleknya. "Isshh... Sabar dulu napa, bang!" Mengeram kesal, irisnya yang menyipit pun melirik tajam. "Mengganggu konsentrasi saja," batinnya menggerutu. Layaknya mata-mata yang tengah mengintai musuh. Berjongkok di bawah motor dengan kepala mencelinguk di atas joknya.
"Aduh!" Rupanya ucapan Arka sama sekali tak di indahkan tukang ojek yang jongkok di sampingnya. Alih-alih bersikap tenang, Arka malah di dorong kasar nyaris terjungkal. Pelototan tajamnya tak berlaku.
"Ya elah, lo pikir gue pengawal lo sampek harus jagain lo kek gini? Gue kerja, dan penumpang gue bukan cuman lo doang. Si anjng!"
"Yee... Kepedean banget kalo di jalanan sana banyak yang pengen di bonceng sama lo. Udah kasar, ngomongnya ngegas, lagi!"
Suara balas berbisik ke duanya lama-lama makin kencang, penuh geraman emosi. Bangkit dari posisi semula, tak segan berkacak pinggang dengan dagu terangkat ingin menundukkan.