Arka di buat terperangah saat membuka pintu di pagi hari. Menatap sebuah mobil yang terparkir di pelataran rumah. Tubuhnya seketika membatu, mata terbelalak dengan jantungnya yang sontak berdebar.
Supir rupanya masih datang untuk mengantar jemputnya seperti biasa. Membuat setitik harapan muncul di hati Arka saat itu juga.
"Hati-hati di jalan. Semester baru, lebih semangat belajarnya ya, nak..."
Ucap Margaret mengantarkan doa terbaik untuk Farhan dan juga Arka.
Sepanjang jalan tak ada satu pun yang buka mulut. Farhan yang menikmati sunyi dengan pandangannya yang menyusuri jajaran bangunan yang bergerak bergantian mengikuti layaknya fase permainan. Sementara Arka yang meremas ponsel pemberian Ruben, dalam jangka beberapa detik mengintip layar menyala yang masih belum juga mendapatkan balasan.
"Hey!" Apakah sulit untuk membalas sapaan singkatnya?
"Udah sampek... Yuk, kita turun!" Ajak Farhan yang menepuk bahu Arka untuk menyadarkan.