... Udahlah... Gue udah di skor tiga hari, nggak penting buat lo tau kronologinya permasalahannya, kan?"
Arka yang setelahnya mendorong tubuh Nino menjauh, kali ini terlalu mudah untuk pergi. Pria itu mematung dengan dahi berkerut dalam.
Entah apa yang di pikirkan pria itu, tapi mungkin saja menyadari bahwa dirinya terlalu bodoh untuk ikut kembali terjebak dalam setiap kericuhan yang di buat Arka.
Melenggangkan langkah di tengah koridor sepi, sedikit merasa lega karena guru bp tak terlalu berbelit-belit dengan memerintah nya memanggil wali. Ya... Bahkan mereka tak khawatir setelah satu hari tak mengetahui keberadaannya, kan? Seperti hendak mencegahnya pergi, nyatanya itu hanya kepura-puraan semata, kan?
Yang jadi masalahnya saat ini adalah hanya Arka yang tak punya seperserpun uang untuk naik bus.
Di bawah intens terik matahari yang semakin besar, Arka memaksakan langkahnya menyusuri jalan. Kerongkongannya yang mendadak terlalu kering menjadi alasan gerakannya begitu lunglai.