Sementara tarikan di kedua sudut bibirnya langsung berakhir saat berpapasan dengan Nino yang menyergap di ujung bawah tangga.
Demi apa pun, ini masih terlalu pagi untuk menyia-nyiakan sisa letupan di dalam dadanya. Masih tak pula berniat menangguhkan pertanyaan yang memenuhi pikirannya tentang hubungannya yang tengah berlanjut dengan Ruben.
Bahkan rasa ingin tahunya yang terlalu besar terhadap sikap Brian yang terlalu dingin saat menurunkan Farhan di boncengan motornya berhasil di redam. Walau sedikit bertanya-tanya tentang keberanian pria cupu itu melintas tanpa pamit.
Melangkahkan kaki dan berbelok arah menuju sisi koridor sebelah kanan harusnya terlalu mudah untuk di lakukan. Kalau saja pria di hadapannya itu tak mengambil langkah serupa dan malah menjadi penghalangnya.
"Eh, lo-!"
Belum sempat ucapan menghardiknya terselesaikan, Nino yang mencelingukkan pandangannya ke arah ketiga kawannya yang di belakang membuat Arka tak habis pikir.