Pria itu sepertinya memang benar-benar serius merampas detail terkecil pun kenangan yang di miliki Arka. Tak menunggu waktu, Nino benar-benar tau cara membuatnya menyerah, mengobrak-abrik kebahagian kecil walau sekedar permainan ilusinya.
Berhenti hampir bersamaan di pelataran rumah, Arka yang terdiam pun lebih fokus memandang Nino yang juga membalasnya.
Mesin di matikan, namun tak sedikit pun mengusik keduanya. Sampai sebuah pekikan memutuskan.
"Widih... Mobil siapa, tuh? Cakep bener.... Kayaknya papa mama lagi ada tamu penting, deh!"
"Apa aku pulang aja ya, Mel? Takut ganggu soalnya."
"Ckck! Urusan kita belum selesai, ya."
Arka turun dari motor, lantas bergerak cepat menuju pintu rumah yang terbuka lebar. Menyisakan tanya untuk Melisa.
"Kamu ada urusan apa sama Arka?"
Nino hanya terdiam, lantas menggenggam tangan Melisa untuk mengikuti jejak Arka.