Nisa tersenyum lebar saat Sam melangkah masuk ke dalam ruangannya.
Nisa sendiri adalah owner sekaligus designer dari sebuah butik yang cukup ternama di Jakarta, ia bahkan tengah mempersiapkan diri untuk membuka cabang di Malaysia.
Cantik, wanita karir, dan kaya. Ayolah, bukankah itu terlalu sempurna?
"Tumben kamu mampir? Kangen ya?" goda Nisa setelah Sam duduk di hadapannya.
"Sibuk gak?"
"Enggak sih, kenapa?"
Sam menyandarkan punggungnya pada kursi dan mengambil napas berat setelahnya.
Ia tidak tahu harus memulainya dari mana, kata-kata seperti apa yang harus ia gunakan agar membuat Nisa memahaminya.
"Kamu kenapa deh, Sam?"
"Aku suka sama seseorang!" ucap Sam pelan.
Ia menatap lembut gadis yang ada di hadapannya itu. Melihat ekspresi Nisa yang langsung berubah sendu, Sam kembali menghela napas panjang.
"Please, Sam! Siapa pun asal bukan Melati!"
Sam menggeleng pelan, dengan mata sayunya, ia menatap sendu Nisa.
