"Ayah."
"Hm?" Key berdehem seraya memasukkan sendok berisi bubur ke mulut Gian. Setelah itu, tangannya beralih ke mangkuk yang berada di samping nakas. Menyendok bubur tersebut, kemudian disuapkannya kepada Gino.
"Apa Ayah nggak cemburu kalau Gian masih lebih sayang sama mendiang Papa daripada Ayah sendiri?" tanya Gian pelan.
Sudah lima jam terlewat setelah dirinya dan Gino sadar. Dan selama itu pula, baik Gian maupun Gino masing-masing dari mereka tidak ada yang berbicara. Hanya saling terdiam sambil sesekali termenung memikirkan sesuatu.
Kekehan ringan keluar dari mulut Key. Seolah pertanyaan dari Gian merupakan sebuaah pertanyaan yang tidak prlu ia permasalahkan.
"Memang harusnya kayak gitu, kan?" Kembali menyuapi Gino saat Gia menolak sodiran sendok darinya, Key kembali berujar, "Mau gimana juga, Papa kalian itu ayah kandung kalian yang sebenernya. Bukan Ayah."
"Tapi Gian, Gino, sama Gina sayang sama Ayah."
Key mengangguk. "Ayah tau."
