Tolong jaga Gino sama Gina. Mama mau pergi dulu."
Penuturan itu, merupakan kalimat terakhir Mamanya kala ia mengantarkannya ke bandara menuju New York. Tetes demi tetes air mata tidak bisa Gian hentikan saat ini.
Tenggelam dalam kegelapan malam yang nyaman, sudah lama rasanya ia tidak menyendiri di atas gedung seperti sekarang. Semenjak Gina sadar, kegiatan yang bisanya Gian lakukan ketika sedang ingin sendiri seolah terlupakan.
Kepala Gian mendongak, menatap ke arah bintang yang paling bersinar di antara bintang-bintang lainnya malam hari ini. Bintang itu, selalu Gian yakini sebagai Papanya yang selalu menjaga dia dan kedua adik kembarnya dari atas sana.
Membayangkan di atas sana sang Papa tengah memperhatikannya yang tengah menangis, Gian semakin tidak bisa mengendalikan rasa sedihnya.