Pertanyaan itu, menimbulkan rasa sakit kembali menjalar di hati Gina.
Matanya terpejam, air mata secara perlahan keluar dari sela-sela pelupuk matanya. Bagaimana ia bisa memilih ketika melihat ada tga orang yang sangat ia sayangi berada dalam kedua pilihan yang ditujukan kepadanya.
"Gina mau sama Papa."
Untuk yang kesekian kalinya, meskipun Gina berkata demikian, sang Papa kembali bertanya.
"Milih Papa atau kakak kembar kamu, Gina?"
Tubuh gian sebenarnya ingin sekali memberontak lalu berteriak sekencang mungkin. Meluapkan amarahnya kepada sang Papa yang memberinya dua pilihan sulit.
Gina sudah menjawab, lantas apa yang membuat Papanya kembali bertanya hal itu berulang kali?
Gina ingin bersama sang Papa, merasakan ketengangan, pelukan, dan kebahagiaan ini untuk selamanya. Ditambah dengan perkataan pria yang tengah memeluknya ini yang berkata bahwa ada hal lebih indah jika Gina ikut bersamanya.