Sudah lebih dari satu jam Gina terduduk di depan pintu kamar milik Gian, beberapa saat yang lalu ia telah memeriksa ke arah kamar Gino dan hasilnya tidak ada. Kakak kembarnya yang satu itu belum pulang sedari awal pertengkarannya dengan Gian.
Gina terus menunggu seraya menenggelamkan wajahnya pada lipatan kaki. Berusaha mengendalikan rasa sedihnya yang tidak terbendung lagi.
Untuk yang kesekian kalinya, Gina hancur.
Bahkan lebih hancur daripada saat ia mendapatkan label sebagai aib keluarga Adhitama.
Sebab pada saat itu, ia masih memiliki keluarga yang peduli padanya. Yang bersedia mengkhawairkannya dan menyayanginya. Dibandingkan dengan saat ini, bukan hanya orang luar yang tidak akan pernah sanggup ia gapai.
Akan tetapi, keluarga terdekatnya juga. Tujuan hidupnya, pegangan hidupnya, Gian dan Gino.