"Izinin lu buat mati?" gumam Nevan yang masih dapat didengar oleh Gina, namun sama sekali tidak dihiraukan oleh gadis tersebut.
Beberapa asisten rumah tangga yang berlalu lalang sama sekali tidak membuat Nevan merasa malu memeluk Gina di ruangan terbuka, toh dirinya yang menjadi tuan rumah kala ayah dan bundanya sibuk bekerja.
Meski tak ayal beberapa laporan pasti masuk ke dalam telinga kedua orang tuanya itu. Kembali lagi pada awal, Nevan masih tidak pedului akan itu semua.
Yang ia pedulikan sekarang hanyalah bagaimana caranya membuat seseorang di pelukannya saat ini menemukan ketenangan dalam hidup. Karena yang dapat Nevan tangkap saat ini adalah, bagaimana kelamnya kehidupan Gina setelah Papa gadis itu meninggal.
"Izinin lu buat mati ... ya?" Lagi, Nevan bergumam lirih pada dirinya sendiri. Mengulang terus kata-kata yang beberapa saat lalu Gina ucapkan yang secara tidak langsung bersungguh-sungguh meminta izin karena terdapat keraguan dalam hati Gina sendiri.