Tubuh Gina membeku.
Hati dan pikirannya masih mencerna apa yang baru saja Gino ucapkan kepada dirinya.
"Bahagia?" tanya Gina lirih. Tangisan gadis itu sudah usai dengan air mata di pipi yang sudah mengering. Ia menatap kosong kearah Gino selama beberapa menit lamanya, walau sudah tahu bahwa sang kakak pasti berkata seperti itu, namun Gina tetap saja terkejut.
Perjuangannya kali ini tidak akan mudah, Gina tahu itu.
"Otak kakak udah ilang, ya?" Raut wajah menyedihkan yang beberapa waktu lalu tergambar jelas di muka cantik gadis itu, kali ini terganti oleh mimik wajah yang cukup mengerikan.
Seperti orang gila yang tersenyum kepada orang-orang. Sangat menakutkan.
"Gina!" peringat Gino sekali lagi. Ia mengepalkan tangan berusaha untuk tetap bersabar atas emosi asing yang baru kali ini ia rasakan sangat besar.