Rahasia Penelitian
Rigma, asrea dan dini berhasil mengalahkan aligas yang mendapatkan kekuatan tertinggi etranger sepanjang sejarah. Kekuatan yang hanya dimiliki segelintir etranger saja, bahkan tidak semua kelas spesial bisa mendapatkannya.
"Ini markas mereka ya… aku bisa merasakan energi jiwa dari dalam bangunan itu… meski energinya terasa sangat lemah…"
"Tidak salah lagi, itu pasti siar yang kamu cari… ayo bergegas selamatkan dia..."
"Ya…"
Betapa terkejutnya rigma dan kedua wanita yang bersamanya ketika melihat kondisi siar. Tubuhnya yang penuh dengan luka digantung dengan rantai yang melilit perutnya. Bagian selangkangannya juga penuh dengan sisa-sisa cairan putih lengket yang baunya tidak sedap.
"Si-siar…"
Tiba-tiba tubuhnya yang terlihat seperti mayat itu pun bereaksi ketika mendengar suara rigma.
"Tuan… rigma…"
"Iya ini aku… rigma…! Sekarang kau akan selamat…! Jadi jangan paksakan dirimu..."
[Heal]
Rigma menyembuhkan seluruh luka pada tubuh siar dan melepaskan ikatan rantai pada tubuhnya.
"Dini… asrea…"
"Ya…?"
Kedua wanita yang bersama rigma pun menjawab secara bersamaan ketika mendengar namanya dipanggil.
"Bisa kalian bawa siar ke mobil lebih dulu…?"
"Bisa saja… memang kamu mau kemana…?"
"Perintah anda akan saya lakukan tuan rigma… tapi tolong jawab pertanyaan asrea terlebih dulu… sebab saya juga ingin tahu…"
"Aku ingin memeriksa laboratorium ini dulu… tapi aku tidak bisa melakukannya kalau sambil melindungi siar…"
Dini dan asrea hanya menghela nafas ketika mendengar keinginan egois rigma yang selalu ingin melakukan semuanya sendiri. Tapi mereka tidak punya pilihan karena asrea juga belum bisa bertarung karena energi jiwanya habisnya.
"Baiklah… tapi kamu harus janji… tidak akan memaksakan diri bila terlalu sulit masuk ke dalam laboratorium itu…"
"Iya aku janji... "
"Bagus…"
Akhirnya mereka terpisah menjadi dua kelompok, rigma pergi menelusuri laboratorium dan para gadis kembali ke kendaraan. Rigma sampai di depan laboratorium dan melihat lambang aneh di pintu depan yang terbuat dari kaca. Lambang lingkaran dengan kotak merah di dalamnya yang terdapat gambar DNA penuh warna di bagian paling tengahnya.
"Aneh… aku tidak tidak pernah melihat lambang ini sebelumnya…"
Rigma pun masuk ke dalam dan memeriksa bagian meja administrasi yang kosong. Ia melihat sekitar dan melacak kehidupan yang ada di dalam laboratorium tersebut. Namun hasilnya rigma tidak menemukan satupun kehidupan yang tersisa dari laboratorium tersebut.
"Aneh aku tidak merasakan kehidupan… tapi ada beberapa benda yang mengandung energi jiwa… ini harus aku selidiki…"
Syna terkejut melihat perkembangan rigma yang tidak hanya berkembang di aspek kekuatan. Sebab sebelumnya rigma tidak mungkin bisa melacak gelombang jiwa dan kehidupan secara bersamaan, apalagi dalam lingkup yang luas.
'Hooo bocah… aku tidak menyangka kau sudah bisa melacak kehidupan dan energi jiwa dari gedung seluas ini… perkembanganmu terlalu luar biasa…'
'Terima kasih atas pujiannya... ngomong-ngomong syna apa miasma yang tertumpuk masih tersisa banyak…?'
'Cih jadi kau tahu ya… iya masih tersisa cukup banyak untuk menyelubungi seluruh kota purwakarta dengan miasma…'
'Bagus… sebab itu akan berguna nanti… bisa kau simpan dan jangan biarkan bocor…?'
'Uwaaa… sekarang kau jadi sok ngatur ya bocah…?'
'Maaf… tapi aku serius membutuhkannya nanti… jadi bisakah…?'
'Bisa…! Tapi aku juga memiliki batasan dalam menahannya… jadi kadang ada sebagian kecil yang keluar… jadi jangan protes kalau kadang ada yang bocor…'
'Iya… aku tidak akan protes...jadi tolong ya…'
'Oke kalau kau mengerti aku akan membantu menjaga miasmanya…'
Rigma terus bergerak menelusuri seluruh area laboratorium yang ditinggalkan itu hingga ia menemukan mayat beberapa orang. Di sebuah ruangan yang pendinginnya masih menyala terdapat beberapa mayat wanita tanpa busana. Tubuh mereka tergeletak begitu saja di atas meja laboratorium.
"Hua… mereka pasti melakukan penelitian manusia… kasihan sekali… padahal mereka terlihat muda dan cantik… tapi sekarang sudah menjadi mayat…"
Rigma terus berjalan menuju suatu ruangan kaca yang tidak tembus pandang dan mencari tahu apa yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Aku merasakan energi jiwa yang lemah… tapi siapa sangka malah ini yang aku dapatkan…"
Rigma melihat sosok wanita dengan payudara besar dan perut agak berotot di meja otopsi ruangan tersebut. Terdapat sebuah kristal merah di atas belahan dadanya, kristal merah itulah yang memancarkan energi jiwa.
'Oi bocah… wanita ini sudah tidak memiliki jiwa…!'
'Iya jelas dia pasti sudah mati kan…?'
'Dasar bodoh…! Tubuhnya masih hidup…! Tapi karena ia tidak memiliki jiwa di dalamnya… kau tidak bisa merasakan energi kehidupannya…'
'Apa…!? Tubuhnya masih hidup meski tanpa jiwa…? Apa dia zombie…?'
'Entahlah… harusnya kalau jiwanya sudah hilang atau lenyap… tubuhnya akan menjadi pucat dan dia akan menjadi mayat hidup… tapi ini… tubuhnya masih hidup dan segar… coba kau sentuh…'
Rigma dengan iseng menyentuh payudara kiri wanita yang ada di depannya dan membuat syna tersenyum.
*deg…*
"...! detak jantung…!? Ditambah tubuhnya masih hangat…! Syna ini..."
'Sepertinya kita mendapatkan kasus yang bagus untuk diteliti… aku punya firasat buruk tentang ini… aku merasa keanehan pada tubuh wanita ini bersumber dari kristal merah yang ada pada tubuhnya…'
'Apa kita harus membawanya pulang…?'
'Jelaslah bodoh…! Ini bahan langka untuk diteliti… mana mungkin aku melepaskannya…'
'Baiklah tapi sebelum kembali aku ingin memeriksa ruang arsip terlebih dulu…'
'Terserah… asalkan kita mendapat bahan penelitian kelas 1 ini… aku tidak akan protes…'
Rigma pun melanjutkan penelusurannya dan mengecek setiap arsip yang ada di setiap ruangan laboratorium. Namun saat ia sampai di ruang arsip, rigma menemukan peta laboratorium beserta catatan kegagalan penelitian. Rigma membaca beberapa dokumen sambil menggendong tubuh wanita yang sudah ditutupi dengan kain.
"Hmmm… menarik… jadi penelitian mereka gagal karena fasilitas laboratorium ini tidak memadai… mereka pun meninggalkan semuanya begitu saja setelah mengirim data digital ke pusat penelitian pemerintah… mereka meneliti banyak hal tentang jiwa… bahkan mereka berhasil menghancurkan jiwa orang lain tanpa membuatnya mati… "
Dokumen yang rigma baca menunjukkan 3 penelitian utama yang dilakukan di laboratorium tersebut. Pertama pemindahan jiwa ke dalam kristal merah, kedua memisahkan jiwa dari tubuh manusia tanpa membunuhnya. Lalu terakhir penciptaan homunculus pengganti etranger yang kekuatannya setara dengan kelas spesial. Rigma pun sampai di ruangan pusat penelitian yang memiliki sebuah tabung raksasa.
"Cih… jadi dia terlibat ya…! Sial… kenapa orang yang aku kenal harus terlibat kejadian gila ini..."
Rigma merasa kesal karena melihat data yang tertera di bagian panel tabung raksasa. Datanya berisi tentang seorang wanita bernama ling nai yang memiliki kecocokan sebagai subjek penelitian homunculus.
"Yosh… sudah aku putuskan… ayo hancurkan tempat ini…"
Rigma pun segera keluar dan terbang menggunakan kekuatan [Gravitasi] untuk melancarkan serangan dari atas. Sebuah lingkaran sihir berwarna merah yang ukurannya sangat besar muncul di depan rigma.
'Itukan…!'
[Nafas Naga]
*burrnn… BOOM…*
Saat rigma menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dari mulut, lingkaran sihir yang ada di depannya pun mengeluarkan api yang sangat besar. Api tersebut meledakan laboratorium dan membakar habis seluruh fasilitas di dalamnya.
"Paling tidak dengan begini aku bisa tidur dengan tenang…"
Rigma pun kembali ke tempat kendaraannya berada dan membawa pulang tubuh manusia yang tidak memiliki jiwa sebagai jarahan.
Awal Masalah Baru
Beberapa hari setelah rigma selesai membantai prajurit bayaran yang menjaga laboratorium. Para penjahat bayangan kembali melakukan rapat tertutup mereka di ruangan khusus. Kali ini mereka membahas soal fasilitas laboratorium yang hangus terbakar hingga tak tersisa.
"Kenapa bisa terjadi…!? Bukankah kita memiliki anjing penjaga untuk mengawasi fasilitas terbengkalai itu…?"
Pria gendut yang gampang marah lebih dulu menanyakan tentang detail kejadian dari insiden tersebut. Ia tidak pernah menyangka masalah datang terus menerus menimpa rencananya yang hampir berhasil.
"Lapor…! Menurut mata-mata yang datang ke fasilitas tersebut… seluruh anjing penjaga yang menjaga laboratorium telah tewas… kemungkinan besar mereka dibunuh… sebab luka yang ada di tubuh mereka sangat tidak wajar…"
"Cih, benar-benar tidak berguna…! nona… bagaimana ini…? Bukankah anda yang memilih anjing-anjing itu dari penjara khusus…?"
Wanita berpayudara besar terlihat kesal sambil menggigit kuku ibu jarinya ketika melihat laporan kematian aligas dan anak buahnya.
"nona…?"
"Ah… maaf… saya tidak menyangka mereka bisa mati dengan cara yang mengenaskan seperti ini… aku mengenal dengan baik anak-anak ini… mereka bukan orang yang bisa kalah dengan mudah… bahkan etranger kelas 1 tingkat lanjut sekalipun bukanlah tandingan ketuanya… tapi karena sudah terlanjur begini… saya tetap akan bertanggung jawab penuh… unit khusus saya akan menghancurkan semua barang bukti dan memburu pelakunya…"
"Hooo… saya tidak menyangka anda sampai mengeluarkan unit khusus mawar merah nona…"
"Ya… karena saya merasa sangat bertanggung jawab atas ketidakmampuan anjing penjaga yang saya pilih…"
Pria berotot yang duduk diam sambil menghisap cerutunya pun tersenyum saat melihat rekannya kesulitan.
"Nona… bagaimana kalau saya juga meminjamkan salah satu dari 4 unit S…?"
"Benarkah…!? Tuan macho yang gagah sungguh baik hati…"
"Ya… aku serius… sebab aku juga tidak senang mendengar banyak rencana kita yang hancur…"
Unit S adalah anggota militer khusus yang memiliki kemampuan individu terbaik dalam membunuh dan bertahan hidup. Mereka juga dibekali dengan jiwa pengelana yang sangat kuat untuk dapat bertarung melawan etranger.
"Hoho… saya tidak menyangka rapat kali ini akan jadi seru… kalau begitu biar saya bocorkan sesuatu yang menarik…"
Pria yang menggunakan kacamata hitam dengan topi beret hijau di kepalanya menyongsongkan sebuah dokumen.
Dokumen tersebut berisi informasi dan gambar orang yang telah melakukan penghancuran pada fasilitas rahasia.
"Ini…!"
"Ini adalah informasi rahasia yang didapat dari unit spesialku… pelakunya kemungkinan besar orang yang sama dengan pencuri retakan dimensi… akhir-akhir ini aku dengar para pencuri retakan dimensi ini muncul di sekitar area purwakarta…"
"Ohhh… dengan ini semuanya bisa jadi lebih cepat… terima kasih bos…"
"Sama-sama… aku hanya ingin melihat sesuatu yang menarik…"
Rapat rahasia di ruangan khusus pun berakhir dengan canda tawa para penjahat bayangan yang mengincar rigma.
Bersambung…