Chereads / Your Presence / Chapter 16 - Kembaran.

Chapter 16 - Kembaran.

Putri berjalan masuk ke dalam restoran kembali. Gadis itu berjalan kearah dapur dan saat sudah hampir sampai di pintu dapur, tiba-tiba saja tangan Putri ditahan oleh seseorang. Putri membalikkan tubuhnya dan terkejut saat melihat Damar tengah menatapnya. Damar menarik tangan Putri dan membawa Putri masuk ke dalam ruang khusus untuk dia memeriksa penjualan.

"Tadi kembaran kamu?" tanya Damar.

"Enggak," balas Putri.

Damar melihat raut wajah Putri langsung tersenyum, Oliv masuk ke dalam ruangan dan menghampiri dua orang tersebut. "Dia mirip sekali dengan mu.." ucap Oliv.

"Biasa aja, aku gak mirip dia kok kak. Ya udah Kak, Dokter aku izin keluar dulu soalnya pekerjaan masih banyak..." pamit Putri.

"Di sini aja dulu, dua menit lagi jam istirahat untuk kalian. Jadi duduk di sini kita ngobrol..' balas Damar.

Putri mengangguk dan duduk tepat di samping, Oliv. Ia hanya diam, Oliv dan Damar yang melihat Putri diam hanya bisa menghela napasnya. Tiba-tiba saja pintu terbuka dan memperlihatkan Adit, dengan setelan kantornya. Ia mendekati Putri dan duduk tepat di samping sang kekasih.

"Udah istirahat belum?" tanya Adit.

"Udah, kenapa?" tanya Putri.

"Aku mau nanya sesuatu sama kamu, boleh?" tanya Adit.

Putri mengangguk dan Adit langsung menarik tangan kekasihnya keluar dari ruangan. Mereka berjalan kearah luar restoran dan duduk di sebuah taman, yang dekat dengan restoran. Adit menatap kekasihnya yang tengah menatap bunga-bunga di taman. Pria tersebut menggenggam tangan Putri dan memegang dagu kekasihnya.

"Cerita sama aku yuk," ujar Adit.

Putri menatap kekasihnya, "tentang?" tanya Putri.

"Tentang pria tadi," balas Adit.

Putri langsung terdiam dan membalas genggaman tangan Adit. Dadanya terasa sangat sesak, karena ia tidak sanggup untuk menceritakan semuanya pada kekasihnya. Gadis itu menghela napas dengan pelan, dan menatap lekat Adit. "Dia kembaran ku.." ungkap Putri.

Mungkin kalau untuk Putra dan keluarga nya ia tidak akan menutupinya. Tapi jika masalah penyakit, Putri harus menutupi dari Adit dan yang lainnya. Ia tidak ingin kehilangan orang yang dekat dengannya saat ini. Putri tidak mau pria yang ia cintai meninggalkan nya saat mengetahui penyakit yang di deritanya.

"Keluarga ku meninggalkan ku di saat aku dalam keadaan terpuruk. Aku berjuang seorang diri untuk bertahan hidup, mencari uang untuk makan sehari-hari. Maka dari itu aku tidak ingin berhubungan lagi dengan keluarga ku. Sakit rasanya Kak, ditinggalkan saat lagi terpuruk dan disaat lagi membutuhkan dukungan.

Aku sudah lama tidak bertemu dengan Putra, karena dia jarang pulang ke rumah saat itu. Ini kali pertama ku bertemu dengannya, saat kedua orang tua kami meninggalkan ku seorang diri di rumah..." jelas Putri.

Adit yang mendengar ucapan kekasihnya langsung memeluk Putri dengan erat. Pria tampan itu mengusap punggung Putri dengan sangat lembut. "Aku tidak tau ternyata kamu juga memiliki masalah yang sangat berat. Aku janji akan selalu berada di samping mu, akan menjadi penyemangat mu dan selalu ada di saat kamu membutuhkan ku.." jawab Adit.

"Sampai kapan pun?" tanya Putri.

"Sampai kapan pun," lanjut Adit.

"Seandainya aku memiliki kekurangan apa kamu akan tetap bersama ku?" tanya Putri lagi.

"Aku akan tetap selalu ada untukmu, dengan kekurangan dan kelebihan mu. Karena aku mencintaimu, sayang.." ungkap Adit dengan tulus.

Putri meneteskan air matanya dan memeluk tubuh Adit dengan sangat erat. Ia sangat bahagia mendengar ucapan Adit padanya. Semoga yang diucapkan Adit memang benar, dan mereka akan selalu bersama sampai ajal menjemput Putri. Adit melepaskan pelukkan Putri dan melihat seorang pria yang sedari tadi melihat mereka dari kejauhan.

"Apa kamu tidak ingin bertemu kembaran kamu?" tanya Adit.

"Sangat ingin, tapi jika aku melihatnya. Aku kembali mengingat masa lalu ku, saat kedua orang tua ku meninggalkan aku seorang diri. Jadi aku belum sanggup bertatap muka dengannya, untuk saat ini..." balas Putri.

Putra yang mendengarnya hanya tersenyum manis. Ia menatap kearah Adit dan langsung menjauh dari taman. Sekarang ia mengerti, Putri hanya butuh waktu dan saat waktunya tiba pasti mereka akan bertemu. Putri menatap kearah belakang karena ia merasakan kehadiran kembarannya.

"Dia disini?" tanya Putri ke Adit.

"Tadinya dia ingin bertemu denganmu, tapi saat mendengar ucapan mu, dia paham dan memilih pergi.." balas Adit.

Putri menatap kekasihnya dan tersenyum manis. Mereka memilih untuk kembali ke restoran, karena Adit tidak ingin Putri kelaparan. Saat tiba di depan cafe, Putri berdiri di belakang Adit. Putra menatap ke arah Putri dan melambaikan tangannya.

Putri hanya diam dan masuk ke dalam cafe. Adit yang melihat hanya bisa tersenyum, kemudian mereka kembali ke kantor. "Bisa minta nomor ponsel kembaran ku?" ucap Putra ke Adit.

"Boleh," jawab Adit yang memberikan nomor ponsel kekasihnya.

.

Keesokan harinya setelah pulang bekerja, Putri memberhentikan taksi dan masuk ke dalam taksi. Hari ini ia akan melakukan cuci darah dengan dokter yang sudah menanganinya selama dua tahun belakangan ini. Beberapa menit di perjalanan akhirnya taksi berhenti di depan rumah sakit. Putri keluar dari taksi dan masuk ke dalam rumah sakit tersebut.

Gadis itu masuk ke ruangan spesialis ginjal, Putra yang tidak sengaja melihat kembaran langsung berjalan kearah ruangan tersebut dan membaca papan yang tertempel di dekat pintu. "Ruang Spesialis Ginjal" gumam Putra.

Pria tampan itu terkejut, kenapa kembarannya harus masuk ke ruangan itu? Saat pintu terbuka, Putra langsung bersembunyi di balik tembok. Ia melihat Putri dan seorang dokter tengah mengobrol sambil berjalan ke arah ruang cuci darah. Putra semakin penasaran dan akhirnya ia mengikuti kembarannya tersebut. Putra tiba di ruangan cuci darah, ia menatap pintu ruangan dan mengepal kedua tangannya.

"Aku harus tanyakan pada Ayah dan Bunda. Apa alasan mereka sebenarnya meninggalkan kembaran ku," gumam Putra yang langsung berlari keluar rumah sakit.

Di dalam ruang cuci darah, Dokter sudah memulai untuk mencuci darah. Putri sudah terbaring di atas brankar sambil menutup kedua matanya. Di sisi lain Adit khawatir terhadap kekasihnya karena sedari tadi panggilan nya tidak di jawab oleh, Putri. Damar yang tengah duduk di hadapan Adit hanya bisa menghela napasnya. Oliv memegang bahu adiknya dan mengusap surai Adit dengan lembut.

"Mungkin dia ada urusan mendadak. Nanti pasti dia kabari kamu kok. Jadi sabar ya," ucap Oliv.

Damar hanya diam karena dia sudah berjanji tidak akan memberitahu Oliv dan Adit, tentang penyakit yang di derita oleh Putri. "Iya, atau dia lagi mandi. Tenang aja, dia gak bakal kenapa-napa percayalah.." sahut Damar dengan santai karena ia tahu Putri tengah bersama temannya.

.

Di rumah Putra.

Pria itu masuk ke dalam rumah dan mencari kedua orang tuanya. Saat menemukan kedua orang tuanya Putra langsung menatap mereka dengan tatapan tak suka. "Apa alasan bunda dan ayah meninggalkan kembaranku?" tanya Putra.

"Karena dia dulu sangat durhaka.." balas Bunda dari Putra.

Putra menggelengkan kepalanya, "jujur Bunda.." lanjut Putra dengan serius.

"Baiklah, ayah akan jujur pada kamu. Alasan kami meninggalkan kembaran mu itu karena dia itu akan menjadi beban bagi keluarga kita. Kamu banting tulang mencari nafkah untuk keluarga ini, dan dia hanya gadis sakit-sakitan yang akan menyusahkan kamu. Maka dari itu Ayah dan Bunda meninggalkannya seorang diri, kemudian datang kepadamu dan lihat kita hidup bahagia 'kan tanpa dia.." jelas sang ayah.

Putra mengepal kedua tangannya, guna menahan amarah. "Apa penyakit yang diderita oleh kembaranku?" tanya Putra.

"Ginjal kembaran kamu itu bermasalah, dan kamu tahu biaya operasi transplantasi ginjal itu sangat mahal. Dia hanya akan membuat kamu pusing, dia itu tidak bisa apa-apa. Maka dari itu lebih baik kamu menjauh darinya jika kamu bertemu dengan kembaran mu tersebut.." jelas sang ayah.

Putra sudah sangat kesal, ia membanting semua benda yang ada di ruang keluarga. "Kenapa kalian baru memberitahuku? Kenapa kalian jahat sekali meninggalkan kembaranku di saat dia tengah membutuhkan semangat dari kalian?" tanya Putra yang sudah kesal.

"Sudahlah, dia juga sudah tidak abang anggap sebagai keluarga kita lagi.." sahut seorang pria yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Putra menatap abangnya, ia menggeram kesal dan masuk ke dalam kamar. Saat tiba di dalam kamar ia langsung melempar semua barang-barang yang ada di dalam kamarnya tersebut. "Kenapa semuanya begitu jahat?! Aku tidak akan memaafkan kalian bertiga, jika sampai Putri kenapa-napa!" teriak Putra yang sudah sangat kesal.

Tiba-tiba saja, dada Putra terasa sakit. Pria itu langsung memegang dadanya dan akhirnya terjatuh ke lantai kamar.

"Akh, kenapa sakit sekali?" gumam Putra.

Wajah pria itu mulai memucat, sedetik kemudian sakit yang di dadanya langsung menghilang. Putra menatap kearah foto bersama kembarannya tersebut, ia berdiri dan keluar dari dalam kamar untuk menyusul kembarannya.

"Mau kemana kamu?" tanya ayah dari Putra.

Putra hanya diam dan mengabaikan ayahnya tersebut. Pria itu masuk ke dalam mobil dan menuju rumah sakit untuk menemui Putri. Kedua orang tua Putra dan kakak pertama dari Putra hanya mengerutkan keningnya dengan bingung. "Mau kemana tu anak?" tanya sang Bunda.

"Entahlah, mungkin Putra lagi ada urusan mendadak.." balas kakak pertama dari putra dan putri.

Mereka bertiga pun masuk ke kamar masing-masing. Di sisi lain Putra merasa khawatir dengan kembarannya tersebut. Saat tiba di depan rumah sakit, Putra langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Ia berlari ke arah ruang cuci darah, dan langsung terkejut saat melihat kembarannya keluar dengan menggunakan kursi roda. Putra langsung memeluk kembarannya tersebut dengan sangat erat.

"Maaf," tangis Putra.

Perawat yang mendorong kursi roda Putri langsung menjauh, mengikuti perintah Putri. Gadis itu mengusap surai kembarannya yang tengah menangis di pelukannya. "Maaf," gumam Putra lagi.

"Jangan cengeng, masa kembaranku cengeng sih.." balas Putri yang mencoba menenangkan kembarannya tersebut.

.

To be continued.