Chereads / Your Presence / Chapter 9 - Awal Kehidupan.

Chapter 9 - Awal Kehidupan.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Putri dan Oliv sudah berada di depan restoran, karena shif jam 07.00 WIB - 15.00 WIB sudah selesai, karyawan yang bekerja dari pagi-sore sudah diperbolehkan pulang kerumah masing-masing.

"Kak maaf ya gak bisa anter pulang, soalnya aku udah ada janji sama seseorang.." ucap Putri yang tak enak hati pada Oliv.

"Santai aja kali, siapa tu seseorangnya? Cowok atau cewek? Jangan-jangan cowok lagi, ehehe.." balas Oliv sambil terkekeh.

"Ehehe, iya Kak. Aku janjinya sama cowok," sambung Putri menatap Oliv dengan kekehan.

"Pacar kamu ya? Boleh dong di kenalin sama Kakak.." sahut Oliv yang masih terkekeh.

"Cuma temen kok, Kak. Bukan pacar, ya kali dia mau sama aku yang biasa-biasa gini. Cewek yang sempat pacaran sama dia aja, aduhai cantiknya kak. Tentunya dia pengen dapat yang lebih cantik dari mantan nya.." jelas Putri.

"Dih, siapa bilang kamu biasa-biasa aja. Kamu cantik loh, mata gak sipit gak besar, hidung mancung, bulu mata lentik, alis tebal, bibir tipis, rambut juga hitam lurus. Nih ya, kalau dibandingkan sama mantan pacar pria itu, pasti cantik 'kan kamu atuh. Gak ada yang bisa menyaingi kecantikan Putri mah.." jelas Oliv sambil memegang bahu Putri dengan lembut.

Putri hanya terkekeh mendengar ucapan Oliv dan saat melihat ada sebuah mobil mendekati mereka, Oliv langsung menatap Putri dan berpamitan dengannya.

"Kakak pergi dulu ya, mau istirahat.." ujar Oliv.

"Eh, katanya mau kenalan. Ya udah nanti aku kenalin," balas Putri.

"Kapan-kapan aja deh yaa, capek banget soalnya. Bye Putri.." sambung Oliv sambil melambaikan tangannya kearah Putri.

Mobil Adit pun berhenti di depan restoran saat Oliv sudah pergi. Putri langsung masuk ke dalam mobil, saat Adit menyuruhnya untuk masuk. "Mau kemana?" tanya Putri.

"Ada deh, kalau kamu tau gak surprise dong.." balas Adit sambil tersenyum simpul.

Putri hanya menghela napas dan mengangguk kecil, kemudian gadis itu menatap kearah jalanan. Terlihat banyak kendaraan yang berlalu lalang disana, ada yang tengah berboncengan dengan kekasihnya, dan ada juga keluarga yang tengah bercanda di dalam mobil.

Seketika ingatan tentang keluarga Putri pun terlintas di pikirannya. Kemana Ayah, Ibu dan saudara-saudaranya? Apakah mereka tidak merindukannya? Apa mereka memang benar-benar ingin memutuskan hubungan darah dengan Putri? Semua itu selalu ada di pikiran Putri. Adit yang melihat gadis yang di sebelahnya tengah melamun, langsung menggenggam erat tangan Putri.

"Kamu kenapa?" tanya Adit.

Tentunya Putri langsung terkejut saat merasakan ada sebuah tangan kekar tengah menggenggam tangannya. Ia menatap kearah Adit yang tengah menatap kearah depan. "Gapapa kok, Kak.." balas Putri.

Adit menatap Putri dengan sekilas dan mengusap lembut surai milik gadis cantik itu. "Kalau ada masalah, ceritakan saja. Aku pasti mendengarkannya.." balas Adit yang fokus menyetir.

"Gapapa, Kak. Hanya saja cuaca ini sangat bagus, dan jalanan juga ramai. Aku hanya fokus melihat mereka yang tengah bahagia..." jelas Putri.

"Seriously?" tanya Adit.

Putri mengangguk dan memperlihatkan senyum manisnya. Ia kembali menatap jalanan, dan genggam Adit tidak pernah lepas dari tangannya.

.

Rumah pohon di tepi danau,

Putri langsung keluar dari dalam mobil, saat Adit menghentikan mobil-nya di jalanan tepi danau. Gadis itu tersenyum bahagia melihat pemandangan yang begitu indah di depan matanya. Adit keluar dari dalam mobil, kemudian menghampiri Putri yang tengah fokus menatap danau yang begitu indah.

"Wah, bagus banget. Rumah pohon lagi, bedanya yang ini ada danau nya.." ucap Putri.

"Hehe, sorry bawa kamu ke rumah pohon lagi. Aku kira kamu suka rumah pohon.." balas Adit.

"Suka kok, apalagi danaunya indah banget, Kak. Makasih ya udah ngajakin aku kesini.." sambung Putri.

"Hehe, alhamdulilah kalau kamu suka.." jawab Adit dengan nada lega.

Putri berjalan mendekati danau dan duduk ditepian-nya. Adit tersenyum dan mengikuti Putri dari belakang, ia duduk di samping gadis cantik tersebut. Ia menatap lekat Putri yang tengah menutup kedua mata, sambil menikmati udara segar di danau.

"Apa semua masalah mu hilang, setelah aku bawa kesini?" tanya Adit.

Gadis itu mengangguk dan membuka kedua matanya, kemudian ia menatap lekat kedua bola mata Adit. "Semua masalahku hilang, makasih ya Kak.." balas Putri.

Adit tersenyum dan mengusap wajah Putri dengan lembut. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Putri, matanya menatap bibir gadis cantik itu. Saat bibirnya akan menyentuh bibir Putri, gadis itu langsung memalingkan wajahnya.

Deg.

Jantung kedua manusia itu berdegup sangat cepat. Adit langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Putri. "Maaf Kak, kita tidak ada hubungan. Nanti orang yang melihat jadi salahpaham.." ujar Putri.

"H-harusnya aku yang minta maaf, karena sudah bersikap tidak sopan padamu.." balas Adit.

Mereka berdua pun akhirnya terdiam, Adit dan Putri fokus menatap kearah danau yang mana disana sudah ada dua angsa yang berenang beriringan. Putri tersenyum dan memotret dua angsa tersebut dengan ponsel-nya.

"Bagaimana hubungan Kakak dengan pacar Kakak?" tanya Putri yang mencoba mencairkan suasana.

"Kami sudah tidak memiliki hubungan lagi. Kami sudah mengakhiri hubungan tersebut, karena dia telah berselingkuh dariku, ah tidak. Aku yang menjadi selingkuhan dan bank berjalannya.." jelas Adit.

Putri terkejut mendengar ucapan Adit. Namun, ia mencoba menguatkan pria itu, Putri mengusap bahu Adit dengan lembut. "Sabar ya, Kak. Itu ujian untukmu. Aku yakin Tuhan sudah menyiapkan wanita terbaik untuk mendampingi mu.." ucap Putri.

"Iya, dan aku sudah menemukannya. Padahal kami baru saja bertemu, tapi dia sudah membuatku nyaman. Dia sudah memberikan sesuatu yang tidak pernah aku dapatkan dari keluargaku sendiri.." jawab Adit dengan senyuman bahagia.

Putri tersenyum bahagia mendengarnya, akhirnya pria yang ada dihadapannya bahagia dan menemukan seseorang yang bisa membahagiakannya. Adit memegang tangan Putri, dan mengecup pipi sebelah kiri Putri.

Cup.

"Wanita itu adalah kamu, Putri. Kamu sudah memberikan ku kasih sayang dan perhatian padaku, disaat kedua orang tuaku membenciku. Kamu juga selalu ada untukku disaat aku membutuhkan seseorang. Terimakasih ya," sambung Adit.

Gadis itu terkejut dan mengusap rahang Adit dengan sangat lembut. Pria itu menutup kedua matanya sambil menikmati sentuhan yang diberikan Putri. "Aku bahagia, ternyata akulah yang membuatmu bahagia, Kak.." jawab Putri.

"Tetap bahagia ya, aku tidak ingin melihat kamu pesimis akan hidupmu.." sambung Putri.

Adit membuka kedua matanya dan menatap lekat mata Putri. "Apa kamu mau menjadi kekasih ku? Apa kamu mau menemaniku melewati dan menyelesaikan masalah bersama? Apa kamu mau menungguku untuk melamarmu? Apa kamu mau menemaniku hingga tua?" ucap Adit.

Putri terkejut dengan perkataan panjang yang Adit keluarkan. Gadis itu menatap mata Adit, dan melihat keseriusan disana. Putri mengangguk 'kan kepalanya, pertanda setuju, Karena gadis itu sudah jatuh cinta saat pandangan pertama pada sosok Adit.

"Serius?" tanya Adit.

"Iya, Kak. Aku serius loh ini, soalnya kalau masalah hati gak bisa dibohongi.." jelas Putri.

Adit terkekeh dan langsung memeluk erat gadis yang hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini sudah resmi menjadi kekasihnya. Putri membalas pelukkan kekasihnya dan menenggelamkan wajahnya ke dada bidang milik Adit.

"Makasih yaa," ucap Adit dengan nada bahagia.

"Sama-sama," balas Putri.

Akhirnya mereka berdua menjalin hubungan, dan disinilah kisah cinta mereka akan diuji oleh sang maha pencipta. Tentunya akan banyak lika liku yang akan mereka hadapi, karena menjalin sebuah hubungan tidak bisa semulus wajah oppa-oppa Korea.

.

'Dikabarkan Aditya Alterio Savian, anak dari Dimas Alterio Savian. Sudah melakukan kekerasan kepada mantan kekasihnya yang bernama Sinta Saputri, banyak luka memar ditubuh Sinta dan dipastikan yang menyebabkan memar itu adalah Aditya. Dengan alasan tidak ingin diputuskan dan akhirnya melakukan kekerasan pada Sinta'

Seperti itulah kabar miring yang disiarkan langsung diseluruh channel televisi. Tuan Dimas yang menonton kabar tersebut, langsung mengepal kedua tangannya.

"Anak pembawa sial itu, selalu saja membuat masalah! Kemana anak brengsek itu?!" teriak Tuan Dimas.

Disisi lain, Adit sudah merasa ketakutan saat tanpa sengaja mendengar berita tersebut di siaran radio mobil-nya. Putri yang merasa kekasihnya tengah ketakutan langsung menggenggam tangan Adit.

"Apa kabar itu benar?" tanya Putri.

Adit menggelengkan kepalanya. "Aku bersumpah tidak pernah melakukan kekerasan, itu hanya fitnah semata. Mereka ingin membuatku menderita.." jelas Adit.

Adit menepikan mobil-nya dan langsung mengacak rambutnya. Putri langsung menarik tangan Adit dan memeluknya dengan erat.

"Tenang ya, Kak. Kita selesaikan kesalahpahaman ini.." ucap Putri yang mencoba menenangkan Adit.

"Aku takut dipukul lagi oleh ayahku..." gumam Adit.

"Kakak jelaskan semuanya pada orang tua, Kakak. Aku yakin mereka akan mengerti..." jelas Putri.

"Mereka tidak akan mendengarkan ku, tapi aku akan tetap pulang. Kalau aku tidak memberi mu kabar, jangan bosan ya. Tunggu aku.." ujar Adit.

"Ka--," ucapannya terpotong.

"Tunggu saja aku, pasti aku akan mencarimu.." sambung Adit.

Pria itu kembali menjalankan mobil-nya dan berhenti di perkarangan rumah kontrakan Putri. Gadis itu mulai khawatir dengan keadaan Adit. "Aku ikut kamu aja ya,"

Adit menggelengkan kepalanya, "jangan, kamu istirahat saja yaa. Tunggu aku.." balas Adit.

Cup.

Kecupan hangat mendarat di bibir Putri, gadis itu membalas ciuman tersebut dan akhirnya Adit mulai melumat bibir sang kekasih. Ciuman mereka semakin panas dan setelah beberapa detik, Adit menyudahi ciuman tersebut.

"Ingat tunggu aku," ucap Adit sambil mengusap bibir Putri yang sudah basah.

Gadis itu mengangguk dan mengusap rahang Adit dengan lembut. Ia turun dari mobil dan melambaikan tangannya pada Adit. Setelah mobil kekasihnya sudah menjauh, Putri hanya bisa berdoa agar kekasihnya baik-baik saja.

"Lindungi Kak Adit, Tuhan.." gumam Putri.

.

Adit memarkirkan mobil-nya di garasi mobil, kemudian ia membuka pintu rumah.

Bruk!

Satu pukulan dari kayu mendarat di tubuh Adit, pria itu mendongkak 'kan kepalanya dan terlihat Tuan Dimas yang sudah dipenuhi amarah.

"Anak sialan!"

.

To be countinued.