"Baiklah," kata Mafu yang tidak punya pilihan lain. Dia memejamkan matanya dengan masih mempertahankan sikap coolnya kemudian meraih semangkok bubur di tangan Anko, "Aku akan memakannya." Meski dia agak ragu saat dilihat secara langsung oleh gadis seperempat baya ini, dia mencoba untuk memakannya dengan tenang.
Anko sendiri hanya memasang senyum lembut dan tidak akan mengejeknya, dia sempat berpikir tadinya kalau mungkin saja bubur bisa dimakannya.
"Ah~ semoga kamu suka." Ucap Anko dengan begitu santainya pada Mafu yang tidak punya pilihan lain ini.
Mafu menyendok bubur itu perlahan dan memakannya dengan hati-hati. Karena agak panas (hangat-hangat kuku), dia meniupnya sejenak kemudian dia mencoba memakannya kembali sampai habis mangkuk itu. Dia sempat bersendawa begitu sudah menghabiskan semangkok sup Okayu yang telah dia makan kemudian di lanjut dengan meminum teh hijau yang rasanya sepet (seperti buah yang masih mentah), namun itu sangat berkhasiat.
