"... Jika aku tidak bisa menebasmu, maka kaulah yang akan menebasku sebagai gantinya. Kamu menunjukkan padaku untuk tetap waspada dan tidak ada waktu untuk bersimpati pada orang lain."
"Benar," ucap Mafu yang setuju juga dengan apa yang dikatakan oleh Anko dan itu memang yang ingin dia katakan.
"Dan juga, aku tidak boleh terlambat untuk membalas tebasan orang itu sebelum aku menemui ajalku." Ucap Anko dengan begitu yakin saat dia melihat wakizashi milik Mafu itu diarahkan untuk menebas kepala Anko, tentu saja dia tidak diam begitu saja dan dia membalasnya dengan acungan mata pedangnya.
....
'Benar!'
'Itu benar'
'Dia benar! Dia sudah menyelesaikan teka-tekinya, dan menemukan jawabannya sesingkat ini.'
Sontak pendapat Anko itu membuat Mafu juga berdecak kagum hanya dengan sekali praktek bertarung saja.
Namun semangatnya yang kini masih menyala-nyala itu, terpadamkan seketikan oleh perkataan Mafu.
