Dia tidak bisa menahannya, padahal awalnya dia pikir gadis belia ini adalah anak yang seenaknya sendiri dan susah diatur ternyata, dia adalah anak yang penuh kasih sayang dan berhati lembut. Neon mengelus-elus pelan kepala Anko dan menepuk-nepuk pelan punggungnya yang diliputi perasaan kesedihan itu.
"Tenanglah, curahkan semua ...." Ucap Neon berbisik dengan lirih di dekat Anko.
"Terima kasih Neon," ucap Anko berterima kasih.
"Ya," jawab Neon dengan singkat.
Setidaknya ada tempat di mana kita untuk kembali dan berkalbu, ya! Orang-orang yang menerima keberadaan kita dan memikirkan kita, tempat itu ada di sini.
....
Tak lama kemudian, begitu Anko menjadi agak sudah tenang, Neon melepaskan Anko dari pelukannya. Anko sedikit malu karena dirinya cengeng di depan gadis yang masih berumur belasan tahun ini. Kini dia sudah menghapus air matanya dan tersenyum dengan lebar.
Anko yang tadinya merasa sesak itu, sekarang jauh lebih lega.
