Evelyn menatap nanar setir mobilnya, ia tak tahu lagi harus bagaimana. Waktu sudah menunjukkan semakin sore, dan mobil Evelyn masih terparkir apik di desa rumah Robert, tak ada keinginan untuk melajukan mobilnya karena memang ia belum dalam kondisi yang baik. Pikirannya sudah penuh dan kepalanya sudah mau pecah.
Evelyn memijit pelipisnya dengan ritme menenangkan, ia menghirup napas lalu membuangnya secara beraturan. Menenangkan diri dari segala hal yang baru saja terjadi. Mencoba mengikhlaskan walau kenyataannya memang sangat sulit. Hatinya masih belum sanggup menerima ini semua. Akalnya juga sangat malu mengingat kejadian tersebut.
Wanita mana yang tidak malu jika selama dua tahun ditipu. Apalagi wanita tersebut adalah wanita berpendidikan tinggi seperti Evelyn. Wanita anggun yang sangat cantik. Evelyn jadi merasa jijik pada dirinya sendiri. Bisa-bisanya Evelyn berpacaran dengan Robert yang jauh dari tipenya sekali. Ingat, berpacaran dengan seorang office boy.