"Udah buruan, kamu mau curhat apa? Biar aku dengerin," kata Edelweiss dengan jemari yang masih sibuk menari di atas keyboard laptop. Gadis itu memang work from home atau bekerja dari rumah. Ia lebih nyaman dan lebih bisa berkonsentrasi jika seperti itu. Kamar membuatnya nyaman sehingga sulit beradaptasi di tempat yang baru.
"Aku pernah diteror." Kalimat yang baru saja Evelyn ujarkan membuat jemari Edelweiss berhenti. Ia langsung membalikkan badannya dan mengangkat kedua alisnya untuk bertanya kelanjutan itu semua.
"Iya, aku diteror gak tau sama siapa. Jadi gini ceritanya, aku punya kekasih namanya Robert. Davit juga mempunyai kekasih namanya Clarin. Saat aku sedang berada di rumah sendirian, aku sedang membersihkan rumah karena waktu itu ibu datang dan marah besar melihat bagaimana keadaan rumah. Aku mendengar bel dari pintu. Otomatis langsung aku buka kan bel tersebut. Tapi ternyata tidak ada apapun. Hanya ada satu kotak dengan bungkus coklat seperti itu."