Evelyn terdiam di sofa yang ada di dalam kamar. Lagi-lagi ia sendiri, Davit baru saja pergi, katanya ia mau pergi ke luar kota untuk urusan kerja. Entah benar atau tidaknya, Evelyn tidak tahu. Ya semoga saja memang demikian, bukan hanya sekadar alasan belaka.
Kakinya yang terlipat dengan kedua tangan yang menampung kepalanya, membuat Evelyn merasakan semilir angin dari jendela luar. Air conditioner di kamarnya sedang dimatikan, dan ia sedang membuka jendela kamar sesaat.
"Gak tau lagi mau ngapain," keluh Evelyn dengan meraih majalah yang ada di meja depan. Ia langsung membuka dan membolak-balikkan halaman majalah tersebut, menghilangkan kebingungan dengan cara demikian.