Davit langsung berlari saat ada teriakan yang ia dengar dari garasi. Dini hari, tepatnya jam dua malam, keadaan rumahnya masih terang benderang dengan lampu yang masih menyala, pintu yang masih terbuka, dan dalam keadaan mengenaskan, semua barang-barang berserakan di mana-mana.
Davit langsung menghampiri Evelyn yang sedang ketakutan dengan kedua tangan yang sedang menutup telinganya. Air matanya sudah membasahi hoodie kuning yang ia gunakan sampai terlihat seperti orang yang kehujanan. Tubuhnya bergetar sehingga saat Davit menghampiri gadis tersebut ia malah kena amukan.
"Tenang, Evelyn. Kenapa? Kenapa bisa jadi kayak gini rumah kita?" tanya Davit dengan suara lembut, ia mendekap Evelyn dengan erat, tangannya mengusap rambut Evelyn dengan tenang. Tak peduli bajunya yang turut basah karena berdempetan dengan Evelyn.