Rupanya kemarahan Evelyn benar-benar seharian penuh, bahkan sampai malam hari Evelyn belum mau mengatakan satu patah pun kepada Davit. Saat Davit bertanya, Evelyn hanya akan berdeham saja sebagai jawaban. Davit benar-benar tidak tahu jika efek dari gairahnya bisa sampai separah ini, ia kira Evelyn akan memaafkannya saat beberapa menit berlalu, namun sampai saat ini Evelyn tidak memunculkan tanda-tanda memaafkan Davit.
Huh ...
Davit harus memikirkan sesuatu yang membuat Evelyn bisa membuka suara dan kembali berbicara kepadanya. Davit harus memutar otaknya yang cerdas supaya bisa kembali mengajak bicara sang tambatan hati.
"Dedek, boleh bantuin papah enggak?" tanya Davit saat Evelyn sedang memeluk satu toples berisi kue kering, matanya memandang dengan penuh ke depan saja. Tak ada tanda-tanda menoleh kepada Davit atau membalas gurauan Davit yang Evelyn yakini hanya untuk membuatnya membuka suara saja.