Clarin menatap wajahnya yang tampak di cermin. Ia melihat dirinya sendiri dengan bantuan cermin itu. Apa yang salah dengan dirinya? Bukankah tidak ada? Apa salahnya berharap dengan seorang suami yang sudah memiliki istri? Bukankah itu bukanlah sebuah dosa? Bukankah dalam agama pun mengizinkan para lelaki untuk memiliki empat istri asal bisa bertanggung jawab?
Clarin rasa Davit akan sangat mudah bertanggung jawab dengan itu semua. Davit bisa menjadikannya seorang istri, ia akan berdampingan dengan Davit dan ia akan menggeser posisi Evelyn. Bukankah itu semua tidak salah? Apa berharap kepada seseorang yang kita cintai adalah sebuah kesalahan? Clarin juga merasa dirinya adalah orang paling pantas untuk mendampingi Davit. Davit adalah orang yang sempurna, begitu juga dengannya. Ia juga sempurna.