Evelyn tengah tertidur dengan pulas di sofa yang ada di dalam ruangan Davit. Sesuai apa yang wanita itu sampaikan tadi siang, ia akan pulang bersama dengan Davit. Ia terlalu malas untuk membawa mobilnya sendiri. Oleh sebab itu wanita muda yang tengah terlelap itu menunggu sang suami yang masih sibuk bekerja.
Melihat sebagian dari tubuh Evelyn terbuka, Davit yang merenggangkan otot tangannya langsung bangkit dan mengambil selimut di lemarinya. Davit tidak suka berbagi apa yang memang menjadi miliknya. Ia tidak mau ada yang masuk ke dalam ruangan ini kemudian melihat tubuh yang sudah menjadi milik Davit. Tidak, tidak akan pernah. Evelyn hanya akan bersamanya, sampai kapanpun juga.
Mata Davit menyorot dengan tajam ke setiap lekuk tubuh Evelyn. Pantas saja Evelyn menjadi model papan atas, ia terlihat sempurna. Parasnya selalu saja sempurna. Dengan tangan yang dingin, Davit langsung menyusup masuk ke dalam gaun Evelyn. Tangannya meraba setiap inci yang ingin ia raba.