Suara ombak dimalam hari menggelegar saat gelap gulita. Sungguh kekuasaan Allah SWT. Memang tak bisa di bandingkan dengan apa pun.
Kedua insan ini tetap terjaga, ada perasaan aneh yang tidak bisa diungkapkan bagaimana gambaranya. Ais dan Attar melaksanakan solat malam.
Dengan mukena bersih berwarna putih dan sedikit bordil Ais terlihat sangat cantik nan sangat anggun.
Pemuda berparas tampan itu sudah selesai lebih dahulu. Ia berbaring di samping Fariha namun matanya menatap Ais.
Ais melipat mukena.
"Semalaman bergadang pasti besok pagi ngantuk," ujarnya lalu duduk dipinggiran ranjang.
"Mungkin," ucap Attar, "Ayo ngobrol, jangan di sini nanti Fariha bangun, dengar kita berisik," ajak Attar pelan sambil menggandeng tangan isyrinya.
"Mari." Ais setuju keduanya berjalan dan akan ngobrol. Mereka duduk di sofa panjang dengan saling berhadapan.
"Tanyakan apa yang ingin kamu tanyakan?" titah Attar, Ais mengerutkan kening dan berfikir.