Hujan tadi masih menyisakan angin di waktu tahajud. Dinginnya menyerang. Fania melihat suaminya melipat sajadah.
"Aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Aku sangat mengenalnya, aku harus cari tau." gumam Fania.
"Sudah bangun," ujar Hanif mendekat lalu duduk di ranjang, disamping istrinya, Fania menyandarkan punggung, Fania diam. "Ehm ..., Mbak Aida sudah sadar," ucap Hanif selanjutnya.
"Alhamdulillah ..., sebagian mimpiku tidak nyata," syukur Fania, Hanif tersenyum dan mengelus kepala istrinya. "Aku ingin kamu jujur, apa yang terjadi denganku? Pancaran dari bolamatamu tidak bisa tersembunyi. Jangan membuat aku kecewa, tolong. Jujur. Katakan, jangan mencari alasan untuk berbohong." Fania mengharapkan kepastian.
'Aku memang tidak bisa menyembunyikan apapun. Ya Rob bantu hamba.' batin Hanif, tatapan Fania penuh tanda tanya.