Whusss!
Whusss!
Suara angin pada malam ini sangat sangat mengerikan jalanan sepi dan hujan deras mengguyur dengan diselimuti angin yang cukup kencang yang manukutkan. "Puas tadi." ketus Riana, mengungkit sambil melepas hijab.
"Apa?" Reza penasaran dengan mengerutkan kening.
"Lihat wanita yang belahan dadanya terbuka, paha yang mulus, apa bukan wau! langsung freskan matanya. Dasar! Ulat kelabing," ujar Riana dengan suara sinis, Reza menahan tawa.
"Ehk"
"Jangan tertawa tidak lucu!" cegah Riana, mulai menggigil.
"Kamu tidak boleh masuk angin. Ambil sarung dan ganti baju." titah Reza menghentikan mobil.
"Di sini?" tanya Riana lalu menutupi dadanya dengan kedua tangan.
"Iya." Reza mengambil tas.
"Pasti, ada maksud terselubung." Riana yang mudah curigaan.
"Ya tidak apa, aku kan suamimu." ujar Reza memaksa lalu memberikan pakaian untuk Riana. Reza melepas pelapis hijab Riana dan mengeringkan rambut yang basah itu.