Malam sangat larut setelah seharian di rumah Riana. Hanif dan Fania pulang, Hanif membukakan pintu untuk istrinya. Fania berdiri dan tidak mau masuk kedalam rumah.
"Umimu ..., silahkan." Hanif mempersilahkan bagai seorang pengawal untuk seorang putri. Fania menggelengkan kepala sambil memanyunkan bibir, Hanif tersenyum lalu membopong istrinya, Fania menutup pintu.
"Riana tidak berhenti memandangmu tadi," ucap Fania, Hanif tertawa kecil lalu mengecup bibir istrinya yang terlihat cemburu. Fania mempererat pegangan di bahu Hanif, dan menyandarkan kepalanya di dadanya.
Tingkah manja Fania, "Tidak biasanya kamu cemburu dan seperti ini." ujar Hanif merasa aneh dengan sikap Fania.
Mereka sampai di kamar, Hanif membaringkan istrinya, Fania melepas hijabnya, Hanif menutup pintu dan melepas jaketnya hanya tinggal kaos tipis.