Hidup tidak dapat di prediksi, semua adalah rencanaNya. Rahmat tidak pulang ia memilih berdiam diri di Masjid, mobilnya membawa ia jauh dari rumah.
Rahmat mengirim pesan chat ke Ibunya.
[Bu, aku pergi ke Palu. Karna urusan mendesak, Aida aku antar pulang, kalau Ibu rindu padanya kunjungi dia di rumah Pak Mahfudz. Aku cukup lama di palu mungkin 4 bulan.]
Rahmat mematikan hpnya, ia bersembunyi di dalam Masjid.
Sementara Aida terus mengaji dan terus menangis, Pak Mahfudz datang dengan membawa makanan.