Waktu berlalu, sore dikeesokan harinya, cuaca sangat cerah ketika senja mulai beranjak Adiba pun kurang puas menikmati jalanan cinta ia mengulanginya lagi terlihat santai dan tenang. Karena sedang datang bulan dia ingin menikmati pemandangan indah di Seoul saat menjelang malam.
'Ya Allah Engkau telah memberi ketenangan untuk hatiku, maka teruskanlah begini rasa di dalam hatiku Ya Allah,' batin Adiba.
"Adiba! Hai Adiba. Tunggu!" seru dari arah belakang Adiba. Adiba menoleh dan terbelalak seketika setelah melihat pria yang memanggilnya, dia kemudian berlari sekuat tenaga.
'Ini majnun. Bagaimana bisa aku menghayalkan Mas Akmal memanggilku ini benar-benar sudah di luar jangkauan kesadaranku. Ya Allah Ya Rohman Ya Rohim bantu hamba Kenapa hamba semakin halu seperti ini,' batin Adiba yang terus berlari tanpa henti.
Adiba berlari sampai di hotel dan masih berlari sekeras mungkin hingga sampai di kamarnya, dia segera menutup pintu kamarnya. Adiba mengatur napas yang ngos-ngosan.
