Mayang terdiam mencoba mencari kejujuran di setiap kalimat Bian. Dan di sana tidak terlihat keraguan, hanya ada tatapan lembut untuknya.
"Kau ingat, aku pernah mengatakan padamu, kalau aku telah memiliki anak?" tanya Mayang ragu karena setelah pertanyaannya keluar, ekspresi wajah Bian nampak berubah dan dahinya telihat berkerut.
'Dengar, Tuan Biantara Heldana yang terhormat. Pernikahan itu bukanlah permainan. Bukan sekedar Tuan ingin atau tidak. Dan bukan sekedar karena Tuan ingin membayar jasaku menolong si kecil. Kita baru saja bertemu. Apa Tuan tahu tentang saya? Apa Tuan tahu masa lalu saya? Kalau saya katakan saya sudah pernah memiliki anak, apa Tuan Bian juga percaya?'
Kalimat yang pernah Mayang ucapkan padanya kembali terngiang di benaknya.
"Aku ingat, lalu?" jawaban sekaligus pertanyaan lanjutan terdengar.
"Bagaimana kalau aku mengatakan padamu, kalau aku memang pernah memiliki anak?" tanya Mayang yang kembali ragu.