Ken tersenyum seakan tidak terjadi hal tidak menyenangkan padanya tadi.
"Pukulan istrimu sangat kuat. Bahkan saat kau memukulku dulu tidak sekuat ini! Apa istrimu seorang bodyguard? Atau petinju wanita?" Ken bertanya seakan itu adalah lelucon.
"Kau tidak perlu tahu siapa dia. Andai saja kau tahu, kalau kau dapat mati di tangan kosongnya dengan mudah ketika amarahnya tidak tertahan! Jaga bicaramu di depannya. Mayang tidak suka dengan pria lemah yang putus asa dan menyiakan hidup!" Bian menasihati Ken untuk menjaga sikapnya sebagai pria.
"Baiklah, aku memang tidak akan menemuinya lagi saat aku pergi nanti," ucap Ken pasrah, "Bian, bisakah aku menitipkan Qiara pada kalian? Bisakah kalian memberikan kebahagiaan pada puteriku saat aku tidak ada di sampingnya?" lanjut Ken bertanya.
