WARNING: BAB SEBELUMNYA TERKIRIM TERBALIK! Maaf untuk ketidak nyamannya. Dan silahkan kembali mengulangi bab sebelumnya setelah membaca bab ini. Terima kasih...
***
Arnold masih saja tersenyum santai saat Bian sangat jelas menunjukkan ketidaksukaan padanya.
"Sedermawan apapun Tuan Arnold di mata orang lain, tidak begitu di pandanganku. Dan apa yang Tuan lakukan ini adalah hal yang aneh di mataku dari sudut pandang pengusaha. Uang yang Tuan keluarkan untuk asset mati ini sangat banyak dan sekaya apapun Tuan, aku benar-benar tidak habis pikir dan nyaris tidak dapat membedakan, mana dermawan dan mana kebodohan!" ucap Bian panjang lebar dengan tegas dan pedas.
"Atau mungkin ada pemain di balik layar yang menjadi pencetus keputusan Tuan Arnold, hum?" Bian membuat semua dewan yang hadir terperangah dengan sikapnya yang sungguh berani.