"Aku tidak peduli siapa dia. Aku hanya mengambil kesempatan yang datang padaku, dan kebetulan kesempatan itu datang dari keluarga Brawijaya," jawab Bian tenang.
'Sudah kuduga, dia tidak tahu apapun tentang Helena,' batin Mayang.
"Kenapa kau tidak pernah bertanya, kenapa aku menginginkan hak asuh Ziel jatuh padaku? Tapi kau malah tidak memberikannya sampai sekarang," tanya Mayang.
"Apa pertanyaan itu begitu penting untuk kutanyakan? Sudah jelas, aku tidak akan menceraikanmu walau kamu membenciku sedemikian rupa. Aku tidak ingin mengakhiri hubungan kita, May. Kau segalaya untukku, kau hidupku, bagaimana aku bisa begitu bodoh mengakhiri pernikahan kita?" terang Bian memberikan alasan penolakan.
"Kau memang bodoh, Bian! Matamu buta karena cinta dan bencimu padaku. Sampai kau terlalu gegabah memilih pasangan tanpa melihat dan bertanya siapa Helena sebenarnya," balas Mayang sambil tersenyum menyejek.