"Kak, kau sudah sadar? Apa kepalamu masih sakit?" tanya Trian yang baru saja masuk ke ruang rawat Bian. Terlihat kakaknya sedang duduk terdiam sambil menatap ke arah luar jendela.
Trian mendatangi kakaknya setelah meletakkan wadah makan berisi bubur yang masih hangat.
"Makanlah dulu, kau harus mengisi perutmu," bujuk Trian pada Bian yang masih tetap diam.
"Kata dokter, pencernaanmu bermasalah karena kau terlalu banyak minum dan tidak makan sama sekali. Ayolah, Kak! Bersemangatlah lagi! Aku dan Ziel membutuhkanmu," Trian terus saja membujuk Bian yang seperti manusia tanpa jiwa.
Bian menoleh ke adiknya dengan tatapan sendu.
"Apa kau tahu di mana Mayang? Tri, aku merindukan Mayang," ucap lirih Bian pada adiknya.