Mayang perlahan masuk ke ruangan kerja pribadi Bian. Dengan membawa secangkir kopi di tangannya.
Mata Bian langsung terbelalak melihat penampilan sang istri. Bian kesusahan meneguk salivanya sendiri saat balutan lingerie super tipis berwarna merah tergantung sempurna di tubuh indah Mayang.
Begitu tipisnya, hingga Bian dapat melihat sepasang tonjolan daging kecil berwarna cokelat, yang menjadi titik pusat dua benda kenyal pemuas hasratnya selama ini. Gundukan kenyal yang transparan itu seakan menyorot mata Bian untuk segera melahapnya.
Dari pandangan mata turun ke bawah celana. Itulah yang dirasakan Bian saat benda kebanggaan miliknya terbangun dan begitu keras.
'Sial! Mayang, apa kamu sedang menggodaku? Inikah caramu membujukku agar aku tidak marah dan mengalah padamu? Demi Tuhan, kalau saja aku tidak sedang memberikanmu pelajaran. Maka akan kuserang kamu tanpa ampun malam ini!' gerutu Bian dalam hati sambil berusaha sekuat tenaga menahan nafsu kelelakiannya.
