Sudah belasan menit keduanya berpanggut bibir. Seakan tidak ada habisnya pertempuran panas di sana. Mark yang tidak tahan melihat kecerobohan bosnya yang melakukan hal tersebut di muka umum, dengan sengaja menghidupkan klakson mobilnya.
Mayang terkaget namun Bian masih larut dalam kuluman bibir Mayang. Dengan sedikit perlawanan, Mayang menjauhkan wajah mereka dan terengah.
"Bian, hentikan sekarang. Ziel menunggu kita di mobil," ucap Mayang dengan nafas yang masih sedikit memburu.
"Masuklah ke mobilku. Biarkan Ziel pulang bersama mereka. Kamu masih harus menerima hukuman dariku," jawab Bian tenang sambil mengatur napasnya.
Dengan cepat Mayang bergegas setengah berlari masuk ke mobilnya sendiri dan mengambil Ziel untuk berpindah mobil, saat melihat mata Bian yang sudah berkabut seperti mata hewan yang menemukan mangsanya.
"Kamu tidak bisa lari, Sayang! Malam ini kamu tetap harus dihukum," gumam Bian sambil tersenyum licik.