Makan malam penuh keakraban kental terasa. Ziel duduk di sebelah Mayang dengan kursi yang dirapatkan. Tanpa ingin menjauh sedikitpun dari ibu perinya. Dan lagi, sang Daddy yang selalu ingin berebut perhatian dengannya.
Mayang mengelengkan kepalanya karena merasa lucu melihat tingkah Bian dan Ziel yang menghapitnya itu. Dan yang lebih mengherankannya, sikap Bian berubah tiga ratus enam puluh derajat saat ini. Sungguh kekanakan dan manja melebihi Ziel sendiri.
"Ziel, setelah makan kembali ke kamarmu, ya!" ucap Bian pada keponakannya di sebelah Mayang.
Mayang, Ziel, dan Trian yang ada di seberang meja melirik tajam ke arah Bian.
"Untuk apa? Ini belum terlalu malam. Aku ingin bermain dan tidur bersama Ziel setelah makan," jawab Mayang. Ia sengaja mengatakan itu agar Bian menjauh darinya untuk sementara.